KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat TUHAN YANG MAHA
ESA, karena berkat rahmat dan karunia-Nyalah serta kemuliaan-Nya Pemanfaatan tanaman ini dalam keadaan darurat,kami dapat
menyelesaikan tugas ini. Penyusunan tugas ini diajukan guna memenuhi salah satu
syarat dalam memenuhi tugas mata pelajaran Biologi yang diberikan oleh
Bpk.FIRDAUS FAHDI.
Adapun tugas ini membahas mengenai Klasifikasi Macaranga
tanarius (L.) M.A dan Kegunaan serta
Dalam
penyusunan tugas ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena
itu dengan segala ketulusan dan kerendahan hati kami menyampaikan terima kasih
banyak kepada pihak yang telah membantu.Kami
berharap penyusunan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
STABAT, JUNI 2013
BAB I
PENDAHULUAN
Biologi
adalah ilmu yang mempelajari
segala sesuatu yang menyangkut makhluk hidup.Pelaksanaan suiiatu penelitian
tidak pernah lepas dari langkah-langkah yang mendukung hasil penelitian.
Langkah-langkah penelitian disebut metode ilmiah, terdiri atas:
identifikasi masalah, observasi atau pengumpulan data informasi, menyusun
hipotesis (jawaban sementara),
perencanaan percobaan berdasarkan hasil observasi,pengumpulan data dan
analisis. Biologi atau ilmu hayat
adalah ilmu yang mempelajari aspek fisik kehidupan. Istilah "biologi" dipinjam dari bahasa Belanda, biologie, yang juga
diturunkan dari gabungan kata bahasa Yunani, βίος, bios
("hidup") dan λόγος,logos
("lambang", "ilmu"). Istilah "ilmu hayat"
dipinjam dari bahasa Arab, juga berarti "ilmu kehidupan". Obyek kajian biologi pada masa kini sangat
luas dan mencakup semua makhluk hidup dalam berbagai aspek kehidupannya.
Berbagai
cabang biologi mengkhususkan diri pada setiap kelompok organisme,
seperti botani (ilmu
tentang tumbuhan), zoologi (ilmu tentang hewan), dan mikrobiologi
(ilmu tentang jasad renik). Perbedaan-perbedaan dan pengelompokan
berdasarkan ciri-ciri fisik kelompok organisme dipelajari dalam sistematika,
yang di dalamnya mencakup pula taksonomi
dan paleobiologi.
Berbagai
aspek kehidupan dikaji pula dalam biologi. Ciri-ciri fisik bagian tubuh
dipelajari dalam anatomi dan morfologi,
sementara fungsinya dipelajari dalam fisiologi.
Perilaku hewan dipelajari dalam etologi. Perkembangan ciri fisik makhluk hidup
dalam kurun waktu panjang dipelajari dalam evolusi, sedangkan pertumbuhan dan perkembangan
dalam siklus kehidupan dipelajari dalam biologi perkembangan. Interaksi antar sesama makhluk dan
dengan alam sekitar mereka dipelajari dalam ekologi; Mekanisme pewarisan sifat—yang berguna
dalam upaya menjaga kelangsungan hidup suatu jenis makhluk hidup—dipelajari
dalam genetika.
Saat
ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan berevolusinya
makhluk hidup pada masa yang akan datang, juga kemungkinan adanya makhluk hidup
di planet-planet
selain bumi,
yaitu astrobiologi. Sementara itu, perkembangan teknologi
memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme melalui biologi molekular
serta biokimia, yang banyak didukung oleh perkembangan teknik
komputasi melalui bidang bioinformatika.
Ilmu
biologi banyak berkembang pada abad ke-19, dengan ilmuwan menemukan bahwa
organisme memiliki karakteristik pokok. Biologi kini merupakan subyek pelajaran
sekolah dan universitas di seluruh dunia, dengan lebih dari jutaan makalah
dibuat setiap tahun dalam susunan luas jurnal biologi dan kedokteran.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1Pengertian
Klasifikasi Mahluk Hidup
Klasifikasi adalah cara yang
digunakan untuk mengelompokkan atau menggolongkan mahluk hidup satu dengan
mahluk hidup lainnya yang memilki sifat atau ciri yang sama. Pengelompokkan
atau klasifikasi dilakukan untuk memudahkan mengenal organisme yang beraneka
ragam. Klasifikasi dilakukan menurut keperluannya. Mahluk hidup yang memiliki
ciri berbeda tidak dikelompokkan ke dalam golongan yang sama.
Sebenarnya, setiap orang dapat
melakukan klasifikasi atas dasar kepentingan masing-masing. Misalnya ayam,
kambing dan sapi dikelompokkan ke dalam hewan ternak. Dasar klasifikasinya
adalah semua hewan itu dapat diternakkan. Contoh lainnya, kangkung, bayam dan
sawi digolongkan kedalam sayuran. Dasar klasifikasinya adalah semua tumbuhan
itu dapat dijadikan sayur. Pepaya, pisang dan mangga dikelompokkan ke dalam
buah-buahan. Dasar klasifikasinya adalah semua tanaman itu menghasilkan buah
yang dapat dimakan.
Para ilmuwan memiliki cara tersendiri dalam mengklasifikasi mahluk hidup.
Pengklasifikasian itu mempunyai tata aturan tertentu yang berlaku secara
internasional. Karena itu klasifikasi tersebut dikatakan sebagai klasifikasi
berdasarkan kode internasional.
Klasifikasi atau pengelompokkan dilakukan secara bertingkat, dari tingkatan
tinggi ke tingkatan rendah. Setiap tingkatan pengelompokkan itu disebut takson. Semakin tinggi takson, semakin
sedikit persamaan cirinya.
Urutan takson takson dari tingkatan tertinggi ke
tingkatan yang lebih rendah adalah seperti berikut : Kingdom (kerajaan, Filum
atau divisi, Kelas, Ordo atau bangsa, Famili atau suku, Genus atau marga, dan
spesies atau jenis.Ciri-ciri yang menjadi dasar pengelompokkan meliputi ci morfologi (bentuk luar), anatomi (susunan tubuh), fisiologi (faal tubuh), sifat-sifat
biokimiawi, dan genetik. Susunan genetic setiap mahluk hidup inilah yang
sebenarnya menentukan ciri-ciri morfologi maupun ciri yang lain pada mahluk
hidup.
Menurut aturan Kode Internasional Tata Nama Hewan dan
Tumbuhan, setiap jenis mahluk hidup dapat digolongkan pada kelompok tertentu.
Setiap jenis yang sudah dikenal diberi nama ilmiah yang terdiri dari dua suku
kata. Pemberian nama dengan dua suku kata ini dikenal sebagai binomial nomenklatur.
Suku kata
pertama merupakan nama genus (marga), suku kata kedua merupakan penunjuk jenis.
Huruf pertama suku kata pertama ditulis dengan huruf capital sedangkan huruf
selanjutnya ditulis dengan huruf kecil.
Penulisan nama
ilmiah dibedakan dari penulisan teks lainnya. Misalnya, bila teks dicetak
tegak, nama ilmiah dicetak miring. Sebaliknya, bila teks dicetak miring, nama
ilmiah dicetak tegak. Bila ditulis tangan, nama ilmiah ditulis dengan diberi
garis bawah.
Contoh penulisan nama ilmiah mahluk hidup adalah
sebagai berikut.
1. Oryza sativa (Padi)
2. Arachis hypogeal (Kacang tanah)
3. Felis domestica (Kucing)
4. Rena pipiens (Katak)
2.2 Tahapan klasifikasi
Tahapan
klasifikasi meliputi pencandraan/ identifikasi,
pengelompokan,
dan pemberian nama kelompok.
a.
Pencandraan (identifikasi)
Pencandraan atau identifikasi merupakan
pengamatan ciri-ciri atau
sifat-sifat
makhluk hidup. Hal-hal yang diamati meliputi morfologi,
anatomi,
fisiologi, kromosom, dan tingkah laku. Contoh pencandraan
dengan
memperlihatkan data-data berupa: tubuh ditumbuhi rambut,
berkaki
empat, memiliki dua mata, dan memiliki kelenjar mammae di
dada.
Data tersebut menunjukkan ciri khas makhluk hidup yang
tergolong
mamalia.
b.
Pengelompokan
Setelah pencandraan, langkah berikut
ialah mengelompokkan
makhluk
hidup yang memiliki banyak kesamaan berdasarkan
pencandraan
dalam kelompok yang sama. Misalnya, kambing, kelinci,
kuda,
dan sapi termasuk dalam satu kelompok karena sama-sama
merupakan
hewan pemakan tumbuhan. Setelah itu, masuk pada tahap
yang
ketiga, yaitu pemberian nama kelompok.
c.
Pemberian nama
Berdasarkan contoh pengelompokan di
atas, nama kelompok
hewan-hewan
tersebut adalah mammalia herbivor. Para ahli taksonomi
telah
melakukan penelitian terhadap berbagai jenis hewan dan
tumbuhan
di dunia ini. Mereka telah melakukan tahap-tahap klasifikasi
dan
akhirnya mampu memberikan nama terhadap makhluk hidup
tersebut.
Untuk mempermudah mencari nama makhluk hidup yang
belum
kalian kenal, kalian dapat menggunakan kunci determinasi.
2.3 Kunci determinasi
Kunci determinasi digunakan untuk
mencari nama tumbuhan atau
hewan
yang belum diketahui. Kunci determinasi yang baik adalah kunci
yang
dapat digunakan dengan mudah, cepat serta hasil yang diperoleh
tepat.
Pada umumnya kunci disusun secara menggarpu (dikotom),
memuat
ciri-ciri yang bertentangan satu sama lain. Artinya, apabila
suatu
makhluk hidup memiliki ciri-ciri yang satu, berarti ciri yang lainpasti gugur.
Dikenal dua macam kunci determinasi, yaitu kunci
determinasi
bertakik (Idented Key) dan kunci determinasi paralel
(Bracketed
Key).
a.
Contoh kunci determinasi bertakik:
1.
Daun berseling
2.Buah
berbiji tunggal
3.
Bunga biseksual..........................................................Allmania
3.
Bunga uniseksual...................................................Amaranthus
2.Buah
berbiji banyak...........................................................Celosia
1.
Daun berhadapan
4.
Kepala putik satu..................................................Althernanthera
4.
Kepala putik bercabang dua.....................................Gomphrena
b.
Contoh kunci determinasi paralel:
1.a.
Daun
berhadapan.......................................................................2
1.b.
Daun berseling...........................................................................3
2.a.
Kepala putik satu..................................................Althernanthera
2.b.
Kepala putik bercabang dua.....................................Gomphrena
3.a.
Buah berbiji banyak..........................................................Celosia
3.b.
Buah berbiji
tunggal....................................................................4
4.a.
Bunga biseksual.............................................................Allmania
4.b.
Bunga uniseksual......................................................Amaranthus
2.4 Macam-macam klasifikasi
Klasifikasi bermanfaat untuk mengetahui
hubungan kekerabatan
antara
makhluk hidup yang beraneka ragam. Hewan atau tumbuhan
yang
masih dekat hubungan kekerabatannya mempunyai banyak
persamaan
ciri morfologi. Ada beberapa macam sistem klasifikasi, di
antaranya
sistem klasifikasi alami, sistem klasifikasi buatan dan
sistem
klasifikasi filogenik.
2.5 Sistem klasifikasi alami
Merupakan suatu cara pengelompokan
makhluk hidup
berdasarkan
banyaknya persamaaan ciri morfologi yang dimiliki.
Pengamatan
dilakukan menggunakan mata telanjang dengan
mengamati
bentuk luar tubuh suatu makhluk hidup, antara lain warna,
ukuran
tubuh, tinggi/pendek, bentuk daun, bentuk paruh, bentuk kaki
dan
bentuk batang.
Penganut
sistem ini adalah Aristoteles (384-322 SM). Aristoteles
seorang
ahli filsafat Yunani yang mengelompokkan tumbuhan
berdasarkan
jumlah kotiledon, ada tidaknya mahkota bunga, dan letak
bakal
buah. Selain beliau, Theophrastus
(370-285 SM) yang disebut
Bapak Botani dengan
karyanya berjudul “History of Plants” yang
berisi
pembagian dunia tumbuhan menjadi empat kelompok, antara
lain:
Pohon: tumbuhan yang
memiliki batang berkayu, misalnya pohon
mangga
dan pohon jeruk.
Semak/Perdu: tumbuhan
berkayu, memiliki banyak ranting dan
bercabang
pendek, misalnya tanaman pagar atau teh-tehan.
Setengah Semak/Setengah Perdu:
tumbuhan
berbatang rendah dengan percabangan banyak dan
mudah
patah, misalnya tanaman cabai dan tanaman melati.
Herba/Terna: tanaman
yang memiliki batang berair atau berbatang
lunak,
misalnya tanaman bayam, kangkung atau sawi.
Kelebihan
sistem ini ialah identifikasi yang mudah.
Pengelompokan
makhluk hidup yang kurang dikenal masih mungkin
dilakukan
dalam sistem klasifikasi ini. Sistem ini juga relatif lebih stabil
karena
tidak akan berubah oleh perubahan perkembangan
pengetahuan.
2.6 Sistem klasifikasi buatan
Sistem klasifikasi buatan (artifisial)
adalah pengelompokan
makhluk
hidup yang didasarkan atas adanya beberapa persamaan
ciri
morfologi, alat reproduksi, lingkungan tempat tumbuh, dan daerah
penyebarannya
tanpa memperhatikan kesamaan struktur yang
mungkin
memperlihatkan hubungan kekerabatan. Misalnya kupukupu
dan
kelelawar merupakan satu kelompok karena keduanya
dapat
terbang. Penganut sistem klasifikasi ini adalah John Ray
(1627-1705), seorang
naturalis Inggris yang menuangkan
pendapatnya
dalam “Historia Plantarum”, berisi
1800 jenis tumbuhan
yang
menggunakan ciri bunga, batang dan akarnya. Klasifikasi ini
kurang
teratur dan tidak disertai dengan tata nama. Kelebihan sistem
ini
adalah semua orang dapat melakukan pengelompokan makhluk
hidup
dengan menentukan sendiri aturan yang digunakan. Dengan
demikian,
dasar yang digunakan untuk pengelompokan antar orang
yang
berbeda akan berbeda pula.
2.7 Sistem klasifikasi filogenik
Pengelompokan berdasarkan jauh dekatnya
hubungan
kekerabatan
antar takson (kelompok). Charles Robert
Darwin (1859)
dalam
bukunya “ On the Origin of Species by Means of Natural
Selection”
mengkaitkan antara klasifikasi dan
evolusi. Dasar
pemikiran
Darwin adalah setiap makhluk hidup mengalami perubahan
sehingga
sifat/cirinya berbeda dengan sifat/ciri nenek moyangnya.
Kelebihan
sistem klasifikasi ini adalah dapat diketahui adanya
hubungan
filogenik antar makhluk hidup yang berada dalam satu
kelompok.
Selain itu, banyak informasi yang dapat diperoleh,
misalnya
anggota kelompok dapat ditambah dengan mudah dan
kebanyakan
makhluk hidup dalam kelompok memiliki ciri dasar yang
diturunkan.
Carolus
Linnaeus (1707-1778), sarjana kedokteran dari Swedia
yang
sangat besar perhatiannya terhadap bidang botani, menganut
sistem
klasifikasi buatan. Linnaeus menyatakan bahwa makhluk hidup
yang
memiliki persamaan paling banyak digolongkan dalam tingkatan
yang
sama, mengenal adanya tingkatan pengelompokan makhluk
hidup
yang disebut takson. Anggota-anggota
dalam tingkatan takson
yang
semakin tinggi mempunyai persamaan semakin sedikit.
Sebaliknya,
makin rendah tingkatan takson, maka semakin banyak
persamaannya.
Umumnya kelompok (takson) dari tinggi ke rendah
adalah
sebagai berikut:
Kingdom (Dunia)
Phylum (Filum) atau Division (Divisi)
Classis (Kelas)
Ordo (Bangsa)
Familia (Suku)
Genus (Marga)
Species (Spesies/Jenis)
2.8 Klasifikasi tumbuhan dan hewan
Tumbuhan Takson
Hewan
Plantae Kingdom Animalia
Spermatophyta Phylum/Division Chordata
Angiospermae Sub Phylum/Sub Division Vertebrata
Dicotyledoneae Classis Mammalia
Rutales Ordo Theria
Rutaceae Familia Marsupialia
Citrus Genus Marcapus
C.macrocarpa
(J. keprok)
Species M. kangaroo
(Kangguru)
Linnaeus
juga memelopori cara pemberian nama makhluk hidup
menggunakan
sistem penamaan yang dikenal dengan sistem
binomial
nomenklatur (sistem tata nama ganda). Ketentuan
penamaan
tersebut adalah sebagai berikut:
a.
Nama ilmiah makhluk hidup ditulis dalam bahasa Latin
atau
bahasa asing yang dilatinkan. Contohnya, nama ilmiah
melinjo
adalah Gnetum gnemon yang berasal dari bahasa Melayu
gnemu.
b.
Setiap nama jenis terdiri atas dua suku kata. Kata pertama
menunjukkan
nama genus, sedangkan kata kedua menunjukkan
keterangan
jenis/spesies (misalnya mammosum= seperti mammae). Contohnya nama ilmiah harimau
adalah Felis tigris
dan
nama ilmiah padi adalah Oryza sativa.
c.
Huruf pertama pada kata pertama ditulis dengan huruf kapital,
misalnya
Felis dan Oryza. Adapun huruf pertama pada kata kedua
ditulis
dengan huruf kecil, misalnya tigris dan sativa.
d.
Nama jenis makhluk hidup dicetak miring, misalnya Oryza sativa
atau
dapat juga digarisbawahi, misalnya Felis tigris.
e.
Nama varietas ditulis sebagai kata ketiga, misalnya Oryza sativa
glutinosa,
yaitu nama lain padi varietas ketan.
Beberapa
alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia,
sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem dua dunia dikategorikan
dalam dunia hewan (animalia),
makhluk
hidup yang tidak dapat membuat makanan sendiri,
memerlukan
makhluk hidup lain sebagai sumber makanannya, dan
dapat
melakukan gerak berpindah tempat; dan dunia tumbuhan
(plantae),
makhluk hidup yang dapat membuat
makanan sendiri
dengan
bantuan sinar matahari, mengubah senyawa anorganik
menjadi
senyawa organik, kelompok ini tidak dapat berpindah tempat
meskipun
dapat melakukan gerak yang terbatas.
Sistem tiga dunia disusun
berdasarkan cara makhluk hidup
memperoleh
makanan yang dikemukakan oleh Ernst
Haeckel (1866,
Bangsa Jerman). Sistem
ini terdiri atas kingdom protista
(mikroorganisme),
kingdom plantae dan kingdom animalia.
Sistem
klasifikasi berdasarkan data sekuen dari RNA ribosom
(rRNA)
membagi makhluk hidup hidup ke dalam tiga domain yaitu
Bakteria,
Archaea dan Eukarya. Anggota domain
Bakteria dan
Archaea
ialah makhluk hidup prokariot, sedangkan domain Eukarya
ialah
makhluk hidup eukariot. Domain Eukarya terdiri dari 5 dunia,
yaitu
protista, chromista, fungi, plantae, dan animalia.
Sistem lima dunia dikemukakan
oleh Robert H. Whittaker
(1969), meliputi kingdom
monera (prokariotik, inti sel tidak
bermembran
= ganggang hijau biru dan bakteri), kingdom protista,
kingdom
fungi (cendawan), kingdom plantae dan kingdom
animalia.
Klasifikasi
disusun berdasarkan struktur organisasi internal sel,
struktur
organisasi sel, dan tipe nutrisi sel. Sistem ini yang paling
sering
digunakan untuk mengklasifikasikan makhluk hidup hidup.
MANFAAT
Penggunaan
Kayu yang secara
lokal digunakan untuk konstruksi rumah
Pemanfaatan dalam keadaan darurat :
Tumbuhan ini bukan untuk dimakan tetapi
karena:
·
daunnya yang lebar-lebar bagus untuk
pembungkus pengganti daun jati dan untuk atap pembuatan bivoac dengan cara
dipasang silang menyilang seperti kita menyusun genting.
·
kayu dan rantingnya buat bahan bakar.
Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom:Tracheobionta (Tumbuhan
berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta
(Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan
berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua /
dikotil)
Sub Kelas: Rosidae
Ordo: Euphorbiales
Famili: Euphorbiaceae
Genus: Macaranga
Spesies: Macaranga tanarius (L.)
Mull.Arg, Di DC
BEBERAPA GAMBAR DI HUTAN CAGAR ALAM SIBOLANGIT
.
DAN INI ADALAH FOTO KAMI KETIKA DI CAGAR ALAM SIBOLANGIT
HABITAT
Ekologi
Biasanya dalam
dipterocarp sangat terdegradasi, Keranga, dan hutan submontane. Juga dekat
dengan pantai dan dipengaruhi pasang-sungai, di sepanjang jalan dan di
perbukitan dan pegunungan. Sebagian besar pada tanah berpasir atau berbatu.
Tinggi : Sampai 1400 m.
Penyebaran
Dari India, Cina dan
Jepang ke selatan barat Pasifik dan Australia. Ditemukan di pulau Kalimantan.
kesimpulan.
Sikap
ilmiah dalam kinerja ilmiah bermanfaat untuk menentukan
konsep-konsep
biologi. Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang
biologiwan
antara lain jujur, memiliki rasa ingin tahu, sesuai dengan fakta,
berani
dan santun, dan dalam melakukan penelitian harus tekun agar
hasil
yang diperoleh maksimal.
Objek
tingkat organisasi dan persoalan/tema yang dipelajari dalam
biologi
mulai dari tingkat kecil berupa susunan molekul dan sel
sampai
tingkat tertinggi yaitu bioma.
Klasifikasi
adalah suatu cara mengelompokkan segala sesuatu
(objek,
organisme, dan lain-lain) berdasarkan aturan tertentu. Tahap
klasifikasi,
yaitu pencandraan (identifikasi), pengelompokan, dan
pemberian
nama. Tujuan klasifikasi adalah menyederhanakan objek
(penelitian).
Sistem klasifikasi berdasarkan pendekatannya dibedakan
menjadi
sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenik.
Klasifikasi
menurut Carolus Linnaeus menggunakan sistem
peralihan
alami > buatan. Dalam klasifikasi ini, Linnaeus menyertakan
tatacara
dalam pengelompokan dengan aturan pemberian tata nama
ganda
yang dikenal sebagai Binomial Nomenklatur. Setiap satu
spesies
memiliki satu nama untuk tiap tingkatan takson. Urutan takson
dari
tingkat rendah sampai yang tinggi adalah spesies (jenis), genus
(marga),
familia(suku), ordo(bangsa), kelas, divisi/filum, kingdom(dunia)
dan
domain.
Beberapa
alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia,
sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem
dua dunia dikategorikan dalam hewan (animalia) dan tumbuhan
(plantae).
Sistem tiga dunia terdiri atas protista
(mikroorganisme), plantae
dan
animalia.Sistem empat dunia terbagi atas monera, fungi (cendawan),
plantae
dan animalia, dan sistem lima
dunia terbagi atas monera,
protista,
fungi, plantae dan animalia.
BAB III
PENUTUP
kesimpulan.
Sikap
ilmiah dalam kinerja ilmiah bermanfaat untuk menentukan
konsep-konsep
biologi. Sikap ilmiah yang harus dimiliki oleh seorang
biologiwan
antara lain jujur, memiliki rasa ingin tahu, sesuai dengan fakta,
berani
dan santun, dan dalam melakukan penelitian harus tekun agar
hasil
yang diperoleh maksimal.
Objek
tingkat organisasi dan persoalan/tema yang dipelajari dalam
biologi
mulai dari tingkat kecil berupa susunan molekul dan sel
sampai
tingkat tertinggi yaitu bioma.
Klasifikasi
adalah suatu cara mengelompokkan segala sesuatu
(objek,
organisme, dan lain-lain) berdasarkan aturan tertentu. Tahap
klasifikasi,
yaitu pencandraan (identifikasi), pengelompokan, dan
pemberian
nama. Tujuan klasifikasi adalah menyederhanakan objek
(penelitian).
Sistem klasifikasi berdasarkan pendekatannya dibedakan
menjadi
sistem alami, sistem buatan dan sistem filogenik.
Klasifikasi
menurut Carolus Linnaeus menggunakan sistem
peralihan
alami > buatan. Dalam klasifikasi ini, Linnaeus menyertakan
tatacara
dalam pengelompokan dengan aturan pemberian tata nama
ganda
yang dikenal sebagai Binomial Nomenklatur. Setiap satu
spesies
memiliki satu nama untuk tiap tingkatan takson. Urutan takson
dari
tingkat rendah sampai yang tinggi adalah spesies (jenis), genus
(marga),
familia(suku), ordo(bangsa), kelas, divisi/filum, kingdom(dunia)
dan
domain.
Beberapa
alternatif sistem klasifikasi menggunakan sistem dua
dunia,
sistem tiga dunia, sistem empat dunia, dan sistem lima dunia.
Sistem
dua dunia dikategorikan dalam hewan (animalia) dan tumbuhan
(plantae).
Sistem tiga dunia terdiri atas protista
(mikroorganisme), plantae
dan
animalia.Sistem empat dunia terbagi atas monera, fungi (cendawan),
plantae
dan animalia, dan sistem lima
dunia terbagi atas monera,
protista, fungi, plantae dan animalia.
DAFTAR PUSTAKA
http://indonesiaindonesia.com/f/85029-biologi-kelas-7-klasifikasi-makhluk-hidup/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar